Jumat, 20 Juli 2012

Mesin Rajut Bundar

Mesin rajut dibagi menjadi dua bagian yaitu :
  • Mesin rajut bundar
  • Mesin rajut datar
Pengenalan mesin rajut bundar ( knitting )

1. YARN FEEDING ( MPF, CONI, SFT, CONO EP )
yang berfungsi sebagai penyuply benang dari rak benang ( creal ) ke feeder / carrier sampai bisa dirajut oleh jarum untuk menghasilkan kain. Pada alat ini harus dililit antara 10 sampai 15 lilitan.

2. FEEDER / CARIER
berfungsi sebagai pembawa atau penyalur dari benang ke jarum.

3. OTOMATIS JARUM / DETEKTOR NEEDLE
berfungsi untuk mendeteksi ada atau tidaknya kerusakan pada jarum. Dan pada saat terdeteksinya adanya jarum yang rusak, maka secara otomatis mesin rajut akan berhenti.

4.OILER
berfungsi sebagai pelumas atau lubrikasi untuk jarum. Supaya tidak terjadinya jarum rusak atau cacat yang diakibatkan oleh jalan jarum yang tersendat karena kekurangan oli.

5. VDQ / ERO / DAN TOOTH BELT
berfungsi untuk menyetel kain dalam hal tebal atau tipisnya kain yang dihasilkan.

6.TAKE DOWN / ROLLAN KAIN
berfungsi untuk membuat gulungan atau roll kain dari hasil benang yang dirajut oleh jarum berupa kain. Untuk take down ini ada beberapa macam yaitu
· Take down tubular atau bulat
· Take down open width
                  · Dan Take down tubular lipat.


Berdasarkan tempat jarumnya, mesin rajut bundar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
  1. Mesin Rajut Bundar Single knit : Mesin ini hanya memiliki satu tempat jarum, yaitu pada silinder saja. Akan tetapi mesin rajut ini pun mempunyai beberapa macam track, diantaranya adalah mesin rajut dengan satu track, dua track, tiga track dan empat track. Track merupakan alur yang berlekuk-lekuk tempat jalan kaki jarum. Dengan adanya track ini, jarum bisa bergerak turun-naik. Perbedaan jumlah track tersebut mengakibatkan ada perbedaan pada kaki jarumnya.
     
  2. Mesin Rajut Bundar Double knit



Ada beberapa jenis benang yang digunakan untuk kain rajut diantaranya :

  1. Cotton
Untuk jenis benang ini di bagi menjadi 2 bagian yaitu benang cotton combet dan benang cotton cardet. Yang membedakannya adalah keadaan fisik kain jadinya nanti, biasanya untuk jenis kain cotton combet kain yang dihasilkan lebih halus dan lebih jatuh dibandingkan dengan kain yang menggunakan benang cotton cardet.

  1. TR
Jenis benang ini adalah gabungan dari benang rayon dan benang ployester dengan komposisi, benang rayon 35% dan benang polyester 65%. ( biasanya untuk warna yang menghasilakan warna tuton.

  1. TC
Jenis benang ini adalah gabungan dari benang cotton dan benang polyester dengan komposisi, benang cotton 35% dan benang polyester 65%.

  1. CVC
Hampir sama dengan tc hanya komposisinya yang berbeda yaitu benang cotton 55% dan polyester 45%.

  1. Rayon
Jenis benang yang terbuat dari olahan – olahan kulit kayu.
  1. Acrylic
  2. Spun ( PE )
Semua benang diatas biasa kita sebut dengan ukuran S ( spining = gulungan / putaran ) dengan ukuran yang tertera pada kardus atau pada kones benang yaitu 45S, 40S, 32S, 30S, 28S, 20S, 16S, 14S, dan seterusnya. Semakin besar ukuran benang yang tertera pada kones semakin kecil ukuran benang sebenarnya ( diameter benang ).
Contoh : 45S 32S 

selain jenis benang diatas, ada juga jenis benang adntara lain :
  1. Polyester
  2. Filament
  3. Nylon
  4. Viscos
  5. Lurex
  6. Spandex
Untuk jenis benang yang ini ukuran benang yang digunakan adalah dengan satuan Dennier ( D ). Yang tertera pada kones antara lain : 20 D, 30 D, 40 D, 70D, 75 D, 150 D, 300 D, 600 D, dan 1200 D. Semakin besar ukuran benang maka semakin besar pula benang yang digunakan ( ukuran diameter benangnya ).
Contoh : 150 D 75 D

PENGENALAN UKURAN KETEBALAN JARUM MESIN RAJUT BUNDAR

Mesin rajut bundar mempunyai bemacam – macam ukuran. Baik dari segi diameter cylinder ( bak mesin ) ataupun ketebalan jarum yang digunakan, dalam hal ini kita tidak bisa mencampur dalam penggantian jarum, kecuali kode jarum itu sama ( jenis jarum sama ).
Ukuran yang digunakan adalah inch ( ” ) untuk diameter cylinder, sedangakan untuk ukuran jarum adalah gauge ( E )
Contoh beberapa ukuran mesin :
  • Diameter 26” 24E mesin single knitt
  • Diameter 30” 14 E double knitt
Pada ukuran ketebalan jarum ini, angka besar maka ukuran jarum tipis sedangkan angka kecil maka ukuran jarum tebal.
Contoh :
  • Mesin dengan ukuran 18 E berarti jarum yang digunakan tebal atau kasar dan bisa digunakan untuk jenis benang yang berdiameter besar pula.
  • Mesin dengan ukuran 28 E berarti jarum yang digunakan tipis atau halus dan bisa digunakan untuk jenis benang yang berdiameter kecil.
PENGENALAN PENGGUNAAN BENANG SECARA TEORI
JENIS MESIN
UKURAN JARUM
BENANG YANG DIGUNAKAN
Single Knitt
20 E
24 E
28 E
32 E
18 s – 24 s
24 s – 34 s
30 s – 45 s
40 s – 50 s
Interlock
20 E
24 E
28 E
24 s – 30 s
30 s – 40 s
40 s – 50 s
Ribb
14 E
16 E
18 E
15 s – 20 s
30 s – 40 s
30 s – 45 s